Kalau kamu suka nonton Liga Indonesia, pasti sadar deh kalau sekarang banyak banget tim bola yang pakai jersey apparel buatan lokal. Dari Liga 1 sampai Liga 3, semuanya rame-rame kerja sama sama brand lokal. Bahkan gak cuma di sepak bola aja, tapi juga di basket, futsal, dan olahraga lainnya.
Fenomena ini keren sih, soalnya bisa jadi bukti kalau industri kreatif Indonesia, terutama di dunia jersey apparel, makin berkembang pesat. Dengan fans bola yang segitu banyaknya, pasar buat produk lokal jadi makin besar.
Kalau dilihat di Liga 1 musim 2022-23 aja, dari 18 tim, cuma Rans Nusantara yang masih pakai apparel luar negeri (Hndrd, dari Singapura). Selebihnya semua udah kerja sama sama apparel lokal. Bahkan ada klub yang bikin jersey-nya sendiri.
Artinya, brand lokal udah dipercaya banget sama klub-klub besar. Beberapa bahkan bikin brand sendiri buat jualan merchandise resmi.
Baca Juga : Jenis Jersey Apparel yang Pas Buat Setiap Olahraga
1. Menjamurnya Apparel Lokal
Salah satu alasan kenapa brand luar mulai ketinggalan adalah karena munculnya banyak banget brand lokal baru. Sekarang banyak kok nama-nama yang udah terkenal di dunia jersey apparel, kayak Riors (Tangerang), Mills (Jakarta), DJ Sport (Sragen), Adhoc (Bekasi), sampai XTEN (Bogor).
Bahkan di olahraga lain juga gak kalah. Ada Narrow dari Bandung, Ghanior dari Bekasi, Injers dari Malang, dan banyak lagi. Artinya, pemain lokal udah mulai bisa bersaing di industri yang dulu dikuasai produk luar negeri.
2. Fenomena Self-Apparel
Nah ini juga menarik. Banyak klub sekarang bikin brand mereka sendiri buat produksi jersey apparel tim. Misalnya Persib dengan Sportama, Persebaya dengan AZA, PSM Makassar dengan Rewako, Arema punya Singo Edan Apparel, sampai Persija dan Persis Solo juga punya.
Tujuannya simpel: mereka pengen punya kontrol penuh, biar bisa dapet pemasukan dari merchandise, bukan cuma dari sponsor yang ngasih barang. Kalau pakai brand sendiri, hasil penjualannya juga langsung buat klub. Lumayan kan buat tambahan operasional tim.
3. Maraknya Produk KW
Masalah klasik di dunia jersey apparel adalah produk KW. Barang palsu yang mirip tapi dijual murah banget. Akibatnya, brand asli jadi rugi karena penjualannya berkurang.
Dengan adanya apparel lokal, klub bisa jual produk original lewat toko resmi mereka. Jadi fans juga bisa dukung klub kesayangan sambil bantu industri lokal berkembang. Intinya, jangan beli yang palsu ya, biar industri kreatif kita makin hidup.
4. Desain Lebih Fleksibel
Kerja sama dengan brand lokal juga bikin klub lebih bebas ngatur desain jersey. Mereka bisa request warna, motif, atau detail khusus yang sesuai karakter tim.
Kalau kerja sama sama brand luar, biasanya klub cuma dikasih template standar aja. Jadi, jersey apparel lokal lebih bisa menyesuaikan sama identitas dan keinginan klub, gak monoton kayak produk massal.
Baca Juga : Vendor Jersey Gaming Untuk Tim Kamu
5. Harga Lebih Terjangkau
Nah ini dia yang paling bikin fans seneng: harga jersey lokal jauh lebih terjangkau. Biasanya klub kasih beberapa pilihan:
- Player Issue (PI): bahan dan kualitas sama kayak yang dipakai pemain. Harga sekitar Rp325.000–Rp799.000.
- Replika: versi menengah, semi-PI. Harganya Rp200.000–Rp399.000.
- Supporter Version (SV): versi yang paling murah, sekitar Rp130.000–Rp299.000.
Bahkan, kamu bisa tambah nameset pemain favorit atau bikin custom name dengan biaya Rp50.000–Rp150.000 tergantung bahannya. Jadi lebih personal dan keren dipakai buat nongkrong juga.
Kesimpulan
Dari semua hal di atas, jelas banget kalau industri jersey apparel lokal lagi tumbuh besar. Klub-klub mulai percaya sama produk dalam negeri, dan fans juga makin bangga pakai jersey buatan lokal.
Buat kamu yang pengen bikin jersey apparel custom, entah buat tim futsal, komunitas, atau bisnis, kamu bisa percayain ke Akarsa Garment. Mereka punya garansi hasil, pengerjaan cepat, dan kualitas premium.
Industri apparel lokal gak cuma soal fashion, tapi juga tentang kebanggaan. Jadi yuk, dukung produk lokal dan bantu brand Indonesia terus naik kelas.